Tahap Seleksi Alam atau Serentetan Kejadian yang Saling Berhubungan?

Pict by Pexels.com

Terimakasih saya ucapkan kepada pembaca yang telah bersedia mampir di blog saya. Entah kenapa rasanya saya ingin membagikan apa yang menjadi uneg-uneg saya lewat tulisan ini. Sebelumnya ingin saya sampaikan jika topik ini murni dari pendapat saya seutuhnya yang saya lihat, jadi jika ada yang tidak sreg mohon maaf.

Tahun 2020 ini, seperti sudah saya tulis di bahasan sebelumnya bahwa seperti ada kaitannya dengan rentetan kejadian di tahun 2019. Nah jika semakin dicermati kembali kok rasanya ada something yang bisa dipetik dari adanya wabah virus corona yang tak kunjung menunjukkan grafik yang akan landai, justru eksponensial. Mungkinkah semua itu cukup sebatas wabah yang memang belum ditemukan pengobatannya atau kita sedang di tahap proses seleksi alam. 

Entah kenapa saya bisa berpikir demikian, namun jika benar-benar dicermati kok memang seperti proses seleksi alam yang akan menyisakan orang-orang terkuat yang mampu bertahan dari adanya perubahan drastis ini. Memang tidak adil jika menganggap sebagai seleksi alam jika dilihat dari peran tenaga medis yang berjuang untuk membantu penyembuhan pasien. Namun toh tetap saja tak sedikit juga tenaga medis yang meski dihadapkan dengan tantangan berupa virus corona ini langsung masih banyak yang tetap sehat. Begitu juga dengan masyarakat pada umumnya yang diperintahkan untuk mengisolasi diri dengan social distancing, masih ada yang terkena virus yang pada akhirnya positif Covid-19 dan tak sedikit pula hingga menemui waktu kematiannya. 

Benarkah ini memang bagian dari seleksi alam? Saya pun tidak tahu karena ini hanya sebatas pemikiran alias pendapat saya. Seolah-olah sesuatu yang akan terjadi di tahun-tahun berikutnya semakin parah dan kalut yang membuat seleksi alam ini berjalan semakin ketat. Banyak orang yang tidak akan berhasil melewati seleksi alam dan hanya menyisakan orang-orang terkuat dan tetap bisa dibilang istiqomah dengan segenap kekuatannya menghadapi semua hal yang penuh perubahan ini. 

Mengapa sih kok bisa berpikiran semacam itu?

Beberapa waktu yang lalu melihat dari postingan status WhatsApp yang berupa video mengenai ceramah salah satu ustadz menerangkan berbagai hal yang diprediksikan terjadi di tahun 2020. Iya tahu, ini hanyalah ceramah seorang ustadz dan belum bisa dipastikan juga kebenarannya. Namun yang jelas dalam video ceramahnya tersebut dikaitkan dengan berbagai Hadist dan kondisi saat ini, yang entah kenapa benar-benar ada kecocokan semuanya. 

Jika benar apa yang disampaikan dalam ceramah tersebut akan terjadi di tahun 2020 ini, begitu nyata tanda kebesaran Allah mengenai tanda akhir zaman yang sudah semakin dekat. Pun tulisan ini bukan bermaksud menambah kekhawatiran banyak orang. Apalagi ingin menyebarkan hoaks, maaf saya pun tidak suka jika kemakan berita yang isinya hoaks. Sekali lagi tulisan ini hanyalah persepsi saya. 

Tahun 2020 ini, yang dikarenakan virus corona ini, hampir semua aktivitas dihentikan. Sudah tak heran, bahkan perkumpulan ngaji ataupun yang berisi kumpulan keagamaan yang biasanya rutin dilaksanakan pun terkena dampak dan mendadak diliburkan untuk sementara hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Yaa, saya tahu karena melihat kondisi untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Tapi jika dilihat dari perspektif lain, rasanya ini seperti mengajak semua umat beragama terlebih yang biasanya rutin mengikuti perkumpulan untuk menjauhkan dari kebiasaan tersebut.

Semua nggak ada salahnya, toh ini semua dilakukan memang bertujuan baik. Tapi selipan yang seperti itulah yang benar-benar harus menjadi kewaspadaan diri kita sendiri. Yang harus tetap beribadah dan melakukan yang biasanya dikerjakan meskipun tidak di perkumpulan dan cukup melakukannya di rumah. Di sisi lain pun, pembatasan jarak dalam berhubungan ini mengajarkan kepada kita semua sejauh mana kekuatan iman diuji. Seberapa mampu kita untuk tetap istiqomah beribadah meski tidak melalui perkumpulan pengajian dan sejenisnya. Apakah tetap akan melakukannya meski di rumah atau justru kita kalah dengan nafsu dan menjadi semakin jauh dari Allah.

Jika adanya virus ini yang membuat semua orang dibatasi untuk keluar rumah terutama dalam perkumpulan keagamaan, berarti tujuan para orang barat untuk semakin menjauhkan kita dari Agama dan Allah S.W.T berhasil. Saya berkta seperti ini, bukan berarti ibadah saya juga lebih baik dari pembaca sekalian. Jujur saya menulis ini untuk bisa menjadi bahan introspeksi diri semuanya dan semakin mendekatkan kita kepada Allah S.W.T.

Dan lagi, ini yang baru saja terpikirkan oleh saya. 
Kenapa adanya pembatasan atau social distancing ini secara tidak sengaja bertepatan dengan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad S.A.W. Dimana semuanya juga tahu, bahwa peringatan ini begitu dinanti-nantikan umat muslim karena momen inilah salah satu peringatan besar yang selalu dilaksanakan umat muslim selain Hari Raya dan Bulan Maulid Kelahiran Nabi Muhammad. 

Lagi-lagi, rasanya memang sebagai umat islam kita diuji sejauh mana keimanan kita dengan datangnya virus ini. Apakah kewajiban utama umat Islam yaitu sholat akan terkalahkan dengan virus ini atau tetap khusyu' dan tidak terpengaruh. Terlebih banyak masjid-masjid yang melakukan pembatasan dalam sholat jamaah di masjid atau tetap sholat dengan jarak satu shof  nya sangat lebar. 

Wallahua'lam, siapa yang tahu dibalik adanya virus yang datang kepada kita ini. Semoga Allah segera menerima taubat kita dan segera menarik ujian berupa datangnya virus ini. Dan tentu saja, kita sebagai manusia umat yang sangat dimuliakan ini harus menjadi lebih baik lagi dan tidak berbuat sesuatu yang merugikan sesama saudara kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Esensi Lomba Agustusan dan Cara Mengisi Kemerdekaan yang Tepat

Saat Gengsi Merubah Cara Berpikir dan Bertindak Seseorang

Ketika Istri Hanyalah Orang Lain yang Kebetulan Harus Diurus, Mengapa Memilih untuk Menikahinya