Mengapa Banyak Orang dengan Tempramen Tinggi Terkesan Mengerikan

Biasakan untuk selalu tersenyum || image : pexels

Hai, selamat datang di blog saya.
Blog ini berisi berbagai cerita dan pengalaman yang saya alami atau saya lihat di lingkungan sekitar saya. Termasuk yang akan dibahas pada artikel kali ini.

Sering nggak sih melihat orang dengan temperamen tinggi alias mudah marah? bagaimana rasanya jika sering berada di kondisi yang sama dengan orang bertemperamen tinggi tersebut? apa jantung terasa berdebar-debar terus? atau justru karena sudah sering menghadapi hal semacam itu terlihat biasa saja tanpa ada rasa cemas, takut hingga jantung berdebar-debar?

Mungkin untuk orang yang tidak mudah menyesuaikan dengan lingkungan yang kurang mendukung suasana hatinya, mudah merasa cemas dan sebagai reaksinya jantung mudah berdebar-debar atau peningkatan irama jantung atau dalam bahasa medis disebut dengan takikardi. Nah solusinya tentu dengan menjauhi kondisi yang membuatnya tidak nyaman tersebut dan sedapat mungkin tidak terus-menerus mengalami dan melihat kondisi berhadapan dengan orang bertempramen tinggi tersebut. Karena dampaknya tentu saja bisa membuat stres dan berkelanjutan hingga menimbulkan komplikasi penyakit jantung.

Orang bertemperamen tinggi memang tidak bisa disalahkan begitu saja. Mereka melakukannya karena ada alasan tertentu yang membuatnya tidak nyaman. Biasanya disebabkan karena pancingan dari orang lain yang membuatnya sakit hati dan tidak bisa mengontrol emosinya sehingga melampiaskannya dengan cara-cara yang bisa merugikan orang lain dan dirinya sendiri tentunya. Kebanyakan mereka yang sering kali melampiaskan kekesalannya terhadap orang lain tersebut tidak menyadari dampak yang akan ditimbulkan dari sikapnya tersebut. Karena pikiran jernihnya benar-benar tertutup oleh amarah yang memuncak hingga ke ubun-ubunnya. 

Lalu, dampak apa sih yang paling terlihat dari kebiasaan orang yang bertempramen tinggi tersebut?

Pertama, tentu seperti yang sudah disebutkan di atas yaitu susah mengendalikan diri. Mereka yang bertemperamen tinggi hampir tidak pernah dan tidak mau menghiraukan omongan orang lain. Kecuali orang-orang tertentu yang benar-benar dipercayainya atau orang tua yang masih memiliki adab menghormati terhadap orang tersebut. Namun, selain terhadap beberapa orang tersebut, tidak ada yang bisa menghentikan sikapnya yang terkesan bar-bar dan arogan.

Kedua, yang dirasakan bagi orang disekelilingnya. Yap! ketika temperamen tersebut benar-benar memuncak, mereka tidak akan menghiraukan siapa, dimana dan kapan mereka bersikap bar-bar tersebut. Sehingga meski ada anak kecil atau bahkan dengan orang yang memiliki gangguan jantung pun tidak lagi dihiraukan ketika melampiaskan kekesalannya tersebut. Karena baginya, yang dibutuhkan saat itu adalah bagaimana cara untuk melampiaskan kekesalannya dengan segera dan entah itu dilihat orang lain ataupun tidak.

Padahal, ketika ada anak kecil yang melihat orang dengan sikap temperamen tersebut. Hampir 80% anak akan melihat dan meniru sikap orang tersebut. Apa dampaknya? jelas akan memunculkan generasi yang tidak ada bedanya dengan generasi sebelumnya yang temperamen, tidak bisa mengontrol diri sendiri serta sikap tidak menghormati orang lain. Apa itu yang kita inginkan terhadap generasi berikutnya yang mendapat tekanan psikologis semasa kecilnya hingga menyebabkan memiliki masa depan yang bar-bar?

Ketiga, bagi orang yang melihatnya meski sudah dewasa sekalipun. Tentu merasa malu dan bingung apa yang harus dilakukannya untuk menghadapi orang temperamen tersebut. Di satu sisi ingin membantu untuk menenangkan orang tersebut agar tidak kebablasan dalam melampiaskan kekesalannya. Namun di sisi lain merasa takut jika kondisinya terancam karena menghadapi orang bertemperamen tanpa memiliki pengetahuan cara tepat menghadapi orang bertempramen tersebut.

Pun bagi orang yang memiliki gangguan jantung sering kali dihadapkan dengan kondisi melihat orang bertempramen tinggi. Apa ingin membunuh secara perlahan orang dengan gangguan jantung tersebut? Mengapa harus dengan cara bar-bar dan arogan yang tanpa memikirkan dampak buruk bagi sekitar ketika melampiaskan kekesalannya tersebut. Tidak adakah cara terbaik dan lebih baik selain melakukan segala sesuatunya dengan keras dan tanpa amarah?
So, untuk orang-orang yang masih bertempramen tinggi dan sulit mengontrol diriya saat marah semoga bisa memperbaiki kebiasannya.

Dan alangkah baiknya ketika benci atau ingin marah terhadap suatu hal segera berwudhu untuk menghilangkan amarah dari bisikan setan.
Wallahu 'alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Esensi Lomba Agustusan dan Cara Mengisi Kemerdekaan yang Tepat

Saat Gengsi Merubah Cara Berpikir dan Bertindak Seseorang

Ketika Istri Hanyalah Orang Lain yang Kebetulan Harus Diurus, Mengapa Memilih untuk Menikahinya