Saat Gengsi Merubah Cara Berpikir dan Bertindak Seseorang


Apa sih sebenarnya manfaat berlagak gengsi? Agar dipandang orang lain wow dan memiliki citra yang baik di depan orang lain? Masih perlukah bersikap gengsi untuk menutupi kekurangan pada diri sendiri dan keluarga? Coba deh tanyakan itu pada hati kecilmu. . .

Masih banyak orang yang tidak sepenuhnya bersyukur dengan kehidupannya sekarang karena kondisi finansial, keluarga dan kebutuhan lain yang tidak bisa tercukupi sesuai keinginan. Sehingga ketika diajak orang lain atau ornag lain ingin bertemu dan ingin mengenal dekat dengannya, mereka akan berubah dan menutupi segala kekurangannya dan bersikap gengsi di depan banyak orang.

Lingkungan pertemanan benar-benar sangat berpengaruh kepada cara pandang seseorang. Mulai dari bertindak, karakter dan cara berpikir semuanya semakin lama semakin berubah. Begitu halnya ketika berteman dengan orang-orang berada dan memiliki kecukupan finansial. Tentunya jika bergabung dengan golongan seperti mereka, akan menyesuaikan juga agar tidak terlihat kampungan, atau jika tidak ingin ikut-ikutan seperti mereka, cara terbaiknya dengan tidak berlebihan dalam menjalin pertemanan pada orang dengan seperti itu jika memang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Bukan bermaksud meremehkan atau apapun itu yang terkesan menganggap rendah seseorang. Akan tetapi, banyak sekali di antara kita yang cenderung menginginkan berteman dengan para golongan elit atau orang berada namun sebenarnya kebutuhan finansialnya tidak bisa mencukupi untuk menyesuaikan lifestyle seperti temannya tersebut. Akibatnya apa, si anak atau seseorang tersebut menjadi tidak bersyukur dan menuntut banyak hal dari orang tuanya. Padahal kita sendiri tahu bahwa orang tua kita sudah mati-matian dan rela hampir melakukan segala pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan anak.

Dan karena sifat gengsi yang berlebih tersebut juga amat sangat berpengaruh juga pada cara berpikir seseorang. Mereka menjadi pribadi yang benar-benar berbeda dari sifat aslinya hanya karena ingin menyamakan dengan teman mereka yang bisa dibilang golongan orang berada. Perubahan yang ketara tentu saja dari sikapnya yang cenderung meremehkan orang lain dan menjadi orang yang egois terhadap sekitar. Bahkan dan jangan sampai karena sifat gengsi yang dimiliki menjadikan seorang anak durhaka kepada orang tuanya.

Sering dan banyak yang sudah terjadi, ketika seorang anak sudah cukup mapan dan memiliki lingkar pertemanan dengan golongan elit atau mampu, mereka akan dengan sangat mudahnya tidak mempedulikan orang tuanya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Ada juga yang masih mempedulikan orang tuanya namun membuat perasaan orang tua terluka dengan tidak menghargai keberadaan orang tua karena malu. Padahal, semua orang tua pada hakikatnya tidak pernah merasa malu memiliki anak dengan kondisi apapun. Justru orang tua benar-benar mengusahakan semaksimal mungkin untuk keberhasilan sang anak.

Akan tetapi banyak sekali anak yang masih kurang bersyukur memiliki orang tua yang dengan rela bekerja apapun hanya untuk mencukupi kebutuhan sang anak. Bahkan rela untuk makan seadanya hanya untuk membiayai kebutuhan dan sekolah si anak.

Kurang bersyukur apalagi sebagai seorang anak yang tugasnya hanya untuk membuat mereka bangga dan mengakui di depan banyak orang bahwa mereka adalah orang tua yang selalu ada dan rela melakukan apa saja untuk keberhasilan dan kebahagiaan anaknya.

Untuk kamu dan juga diriku yang terkadang masih suka gengsi dan malu karena kondisi yang tidak sesuai harapan. Sadarlah, bahwa ada dua orang yang rela melakukan apapun tanpa rasa gengsi untuk membuatmu mendapatkan kehidupan yang layak kelak di masa depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Esensi Lomba Agustusan dan Cara Mengisi Kemerdekaan yang Tepat

Ketika Istri Hanyalah Orang Lain yang Kebetulan Harus Diurus, Mengapa Memilih untuk Menikahinya